Cast : Keluarga SM dan OC
Genre : Romance, Friendship
Note : ini hanyalah cerita untuk mengisi luang saj, jika ada kesalahan bukan salah saya salahkan tangan saya.
Story start..
Seorang gadis berkulit coklat eksotis turun dari
pesawat. Rambut ikal sepinggangnya dibiarkan tergerai bebas. Orang-orang yang
ada dibandara menatapnya dengan pandangan yang berbeda-beda. Takjub, kaget,
bahkan mencela terdapat dari orang-orang tersebut. Namun tidak diperdulikan
gadis berwajah manis itu. 4 orang pria tampan telah menunggunya sedari tadi.
“Aigoo.. kenapa lama sekali sih?” Omel Pria
berkulit coklat paling pojok, bernama Kai.
Pria disisinya yang paling berkharisma menggeplak
kepala Kai, Lay nama pria itu.
“Tidak sopan mengatakan hal seperti itu..” Omel Lay
sehingga membuat Kai cemberut.
“Tapi Lay, kita sudah menunggunya selama 1 jam! Aku
bahkan harus melewatkan jadwal kencanku dengan Mirae!” Protes pria berwajah
manis bernama Luhan.
“Ah, dasar playboy..” Cibir Pria yang asyik
memainkan psp, Chanyeol.
“Ya! Aku hyungmu!!” Omel Luhan.
“Ya..ya.. kenapa kalian jadi bertengkar??” Omel
gadis berkulit coklat itu. Keempat pria itupun kembali terfokus dengan sang
gadis.
“Aigoo.. lihat kau sekarang..” Luhan berdecak
melihat penampilan gadis yang ada dihadapan mereka.
“Han Soorim, kau apakan kulit putihmu??” Tanya Kai.
“Cantikkan? Aku sudah mirip denganmu loh Kai!!”
Seru gadis yang sekarang kita tahu bernama Han Soorim.
“Rambutmu? Kemana Han Soorim kami yang tomboy?”
Tanya Chanyeol yang tercengang melihat tingkah gadis kecil yang dulu sangat
preman itu..
“Wae? Meskipun rambutku panjang aku tetap Han
Soorim kalian!!” Soorim membela diri.
“Nde.. Han Soorim kami yang selalu cantik, kkaja!
Aku harus membuka restoran!” Lay tersenyum, berjalan duluan. Soorim kemudian
berlari, menggandeng lengan Lay manja.
“Oppa! Bogoshippo!!” Ucapnya.
“Nado~~” Lay tersenyum membiarkan lengan kanannya
digandeng Soorim.
“Ya! Kau tidak merindukanku?” Luhan mengomel dan
menggenggam tangan kanan Soorim.
“Untuk apa aku merindukanmu? Tidak penting!!”
Soorim menjulurkan lidahnya.
“Aish.. benar-benar!” Luhan bersiap menjitak namun
Chanyeol segera menyalip diantara ia dan Soorim.
“Tidak boleh hyung.. “ Chanyeol menasehati.
“Aish.. kau memihak dia!!” Omel Luhan.
“Ya! Kalian pikir aku pembantu apa!! Menyeret koper
berat milik Soorim!!” Teriak Kai dibelakang. Namun yang lain malah membiarkan
Kai mengomel. Tampaknya itu sudah menjadi kegiatan rutin mereka.
****
“Kamsa oppa!!” Seru Soorim.
“Nde.. sampaikan salamku pada Taemin ara?” Lay
mengusap kepala yeoja yang disayanginya itu. Soorim mengangguk senang.
“Arasseo! Annyeong oppa!!” Soorim melambai kearah
mobil Lay yang berjalan pergi. Ia pun berbalik dan masuk kedalam apartemen
tempat Lee Taemin berada. Teman masa kecilnya.
Gadis itu berdiri didepan pintu apartemen Taemin
sekarang. Teringat kembali alasan kenapa ia pulang kekorea.
Flashback 2 hari yang lalu..
Milan, Itali
Kring.. kring..
“Halo?” Soorim mengangkat telpon dengan wajah yang begitu
lelah. Bayangkan ia harus mengurus fashion shownya yang akan diadakan besok.
“Ya! Han Soorim!!” Teriak seorang wanita diujung
sana.
“Eo..eomma?” Tanya Soorim ragu.
“Nde! Aku eommamu! Aigoo.. bagaimana mungkin kau
bisa lupa dengan suara eommamu sendiri?” Omel Eommanya, Cho Sora.
“Mianhe.. waeyo eomma?” Tanya Soorim.
“Ini sudah 4 tahun! Kenapa kau tidak pulang? Cukup
sudah kau bermain di Eropa sana! Cepatlah menikah!” Omel eommanya, membuat
Soorim kaget.
‘Bukankah eomma itu pelupa? Siapa yang sudah mengingatkannya?
Pasti Kyuhyun oppa!!’ Batinnya yakin.
“Ta-tapi eomma, aku ada fashion show besok..”
Terang Soorim.
“Araseo! Tapi sesudah fashion show itu kau harus
pulang! Kau sudah dijodohkan dengan Lee Taemin..”
“Mwo!! Andwae!!” Tolak Soorim saat mendengar nama
Taemin disebut.
“Waegurae!? Bukankah kalian berteman?” Tanya
eommanya.
“Ne.. kami berteman, tapi dia itukan..”
“Tidak ada tapi-tapian… Kau akan menikah dengan Lee
Taemin.. Jika kau menolak eomma akan menutup semua aksesmu.”
“MWO??” Teriak Soorim.
“Yaya!! Dan sesampainya kau dikorea, kau harus
tinggal diaparteman Taemin..”
“Eomma!! Bagaimana mungkin menjebloskan anaknya
dikandang singa?” Protes Soorim.
“Aigooo.. eomma dan appa hanya ingin cepat menimang
cucu sudah eomma masih harus spa annyeong uri aegi!”
Tut..tut..tut..
End of flashback.
Soorim menghela napas. Ia pun menekan tombol
password milik Taemin. Ia terkejut saat sadar ternyata password itu masih
sama, ulang tahunnya. Pintu terbuka,
terasa sepi. Tampaknya Taemin belum pulang.
“Annyeong..” Sapa Soorim pelan. Ia berjalan masuk,
membuka sepatunya dan mengganti dengan sandal rumah. Ia menatap seluruh isi
apartemen Taemin, masih sama seperti dulu.
“Ckck.. dasar pria yang setia..” Ucapnya santai. Ia
pun berjalan menuju kamar utama milik Taemin. Aroma milik Taemin menguar begitu
gadis itu menginjakkan kakinya didalam. Rapi, itulah kesan yang ditangkapnya.
Gadis itu mendengus sebal melihat pria yang tidak pernah ia temui selama empat
tahun itu tidak berubah kelakuannya.
“Aigoo.. lelahnya~~” Ucap gadis itu lalu berbaring
dengan nyaman diatas kasur empuk milik Taemin. Tak lama kemudian ia sudah masuk
kedalam alam bawah sadarnya. Namun sebelum ia benar-benar terlelap sebuah
kalimat tidak asing melintas dikepalanya.
“Bagaimana
jika nanti semuanya berubah Soorim-ah? Apakah kau akan sesantai ini?”
****
Pukul 10 malam..
Taemin baru saja pulang setelah tadi mengantar
seseorang terlebih dahulu. Ia menatap sebuah sepatu boot di tempat rak sepatu.
Ia menatapnya bingung.
‘Siapa yang bertamu malam-malam begini?’ Batinnys.
Kemudian ia terkejut saat melihat sebuah koper
hitam besar yang tergeletak begitu saja di ruang tengah. Seketika sebuah nama
melintas dikepalanya, namun segera ditepisnya dengan cepat. Ia pun memutuskan masuk
kedalam kamarnya.
Ctik.. Lampu menyala. Terkejutnya pria bertubuh
kurus itu saat melihat seorang gadis berkulit coklat tengah tertidur dengan
nyenyaknya dikasur miliknya. Ia menatap gadis itu lama. Bukan, bukan karena
tidak mengenal gadis itu tapi malah kearah kaget dan tidak percaya.
“Han Soorim…” Ucapnya kaku. Tepat sesudah ia
berbicara, gadis yang ia panggil Han Soorim itu terbangun, menggeliat kecil.
Bangun dan langsung menatapnya intens. Sebuah senyuman tertarik diwajah
polosnya yang jarang dipoles makeup itu.
“Annyeong oppa!” Sapa gadis itu santai.
“Kau.. bagaimana kau kembali?” Tanya Taemin masi
tidak percaya.
“Oh? Aku dipaksa eomma pulang, aigoo benar-benar
kan?” Gadis itu menggeleng lalu berjalan melewati Taemin dengan santai. Taemin
berbalik dan mengikuti langkah gadis itu tanpa sadar.
“Oppa, mau teh?” Gadis itu membuka lemari dapur
Taemin, seakan begitu hapal dengan seluk beluk apartemen itu. Taemin tidak
menjawab, masih asyik menatap punggung gadis itu.
“Oppa?? Ayolah aku tahu aku ini cantik tapi jangan
begitu terpesona denganku..” Goda Soorim yang membuat Taemin tersadar dan
menjitak kepala gadis itu.
“Jangan besar kepala kau! Aku hanya heran, kemana
kulit putih dan rambut cepak mu?” Tanya Taemin menutupi kegugupannya.
‘Aneh, debaran tidak jelas ini kembali muncul..’
batinnya gelisah.
“Aish.. kau sama saja dengan ketiga namja
menyebalkan itu..” Gerutu Soorim mengaduk tehnya sebal.
“Ketiga namja? Nugu?” Tanya Taemin memiringkan
kepalanya.
“Kai, Luhan dan Chanyeol.. mereka menjemputku tadi
siang.. oh dengan Lay oppa tentunya..” Taemin mendengus sebal mendengar nama
Lay disebut.
“Kenapa kau tidak menelponku?” Tanya Taemin dengan
nada sedikit cemburu didalamnya.
“Well, eomma yang menyuruh mereka menjemputku,
malah tadi mau menyuruh Tao ikut agar aku tidak bisa kabur..” Soorim mengangkat
bahunya acuh tak acuh. Taemin diam.
“Lalu, kenapa kau datang kesini? Kaukan punya
rumah?” Tanya Taemin. Seakan tersadar gadis itu menepuk jidatnya pelan.
“Oh iya! Oppa!!! Kita akan dijodohkan!! Ottohke?
Ayo kita batalkan! Kaukan sudah jatuh cinta dengan seorang yeoja?” Tawar
Soorim.
“Jinjjayo? Tapi aku belum diberitahu kedua orang
tuaku? Tapi memang besok aku ada janji makan malam disana…” Taemin terkejut
mendengar ucapan Soorim. Otaknya kemudian memikirkan gadis yang disukainya
sekarang, gadis yang baru beberapa menit yang lalu ia temui. Soorim melambaikan
tangannya didepan wajah Taemin.
“Ya! Oppaa!! Jangan lamunkan dulu! Kita harus buat
strategi!!” Ajak Soorim.
“Apa? Aku sudah mengantuk ini.. lebih baik besok
kita bicarakan..” Tawar Taemin. Disusul dengan anggukan setuju Soorim.
“Araseo.. ya sudah ayo tidur!!” Gadi itu meloncat
turun dari kursi dan berjalan kekamar Taemin, namun belum sampai ke kasur
lengannya sudah ditarik Taemin.
“Pulang sana, kau punya rumah -___-“ Usir Taemin.
“Ya! Oppa! Eomma menyuruhku tinggal diapartemenmu
tahu! Aku tidak diizinkan tinggal dimanapun!” Omel Soorim.
“Mwo? Bagaimana bisa bibi mengatakan seperti itu?!”
Tanya Taemin kaget.
“Dia pikir jika kita tinggal bersama kita bisa jadi
bertiga -___-“ Jawab Soorim malas dan meloncat naik ke kasur. Diselimutinya
tubuh mungilnya. Taemin terdiam mencerna maksud dari perkataan Soorim. Kemudian
tersadar saat melihat Soorim sudah hendak tidur.
“Ya! Jangan seenaknya naik kekasur pria!!” Omel
Taemin.
“Waeee?? Kan dulu kita sering tidur bersama??”
Protes Soorim membalikkan tubuhnya.
“Tapi itukan dulu! Saat kau masih bocah berumur 17
tahun!!” Omel balik Taemin.
“Yasudah anggap saja aku ini bocah berumur 17
tahun!!” Jawab Soorim.
Taemin menghela napas, lalu naik keatas kasur.
Lebih tepatnya disisi Soorim. Ia menatap langit-langit kamarnya. Entah kenapa
ia merasa yakin, dengan pulangnya gadis disampingnya ini, kejadian yang lebih
besar akan menghampirinya dan hubungannya dengan Soorin dan Kris.
lanjutannya kin.....
BalasHapusbelum sempat di post...
BalasHapuswifi kena sambar petir -____-