Jumat, 22 Maret 2013

Happiness


Cast : Keluarga SM dan OC
Genre : Romance, Friendship
Note : ini hanyalah cerita untuk mengisi luang saj, jika ada kesalahan bukan salah saya salahkan tangan saya.

 Story start..

Seorang gadis berkulit coklat eksotis turun dari pesawat. Rambut ikal sepinggangnya dibiarkan tergerai bebas. Orang-orang yang ada dibandara menatapnya dengan pandangan yang berbeda-beda. Takjub, kaget, bahkan mencela terdapat dari orang-orang tersebut. Namun tidak diperdulikan gadis berwajah manis itu. 4 orang pria tampan telah menunggunya sedari tadi.
“Aigoo.. kenapa lama sekali sih?” Omel Pria berkulit coklat paling pojok, bernama Kai.
Bletak!

 
Pria disisinya yang paling berkharisma menggeplak kepala Kai, Lay nama pria itu.
“Tidak sopan mengatakan hal seperti itu..” Omel Lay sehingga membuat Kai cemberut.
“Tapi Lay, kita sudah menunggunya selama 1 jam! Aku bahkan harus melewatkan jadwal kencanku dengan Mirae!” Protes pria berwajah manis bernama Luhan.
“Ah, dasar playboy..” Cibir Pria yang asyik memainkan psp, Chanyeol.
“Ya! Aku hyungmu!!” Omel Luhan.
“Ya..ya.. kenapa kalian jadi bertengkar??” Omel gadis berkulit coklat itu. Keempat pria itupun kembali terfokus dengan sang gadis.
“Aigoo.. lihat kau sekarang..” Luhan berdecak melihat penampilan gadis yang ada dihadapan mereka.
“Han Soorim, kau apakan kulit putihmu??” Tanya Kai.
“Cantikkan? Aku sudah mirip denganmu loh Kai!!” Seru gadis yang sekarang kita tahu bernama Han Soorim.
“Rambutmu? Kemana Han Soorim kami yang tomboy?” Tanya Chanyeol yang tercengang melihat tingkah gadis kecil yang dulu sangat preman itu..
“Wae? Meskipun rambutku panjang aku tetap Han Soorim kalian!!” Soorim membela diri.
“Nde.. Han Soorim kami yang selalu cantik, kkaja! Aku harus membuka restoran!” Lay tersenyum, berjalan duluan. Soorim kemudian berlari, menggandeng lengan Lay manja.
“Oppa! Bogoshippo!!” Ucapnya.
“Nado~~” Lay tersenyum membiarkan lengan kanannya digandeng Soorim.
“Ya! Kau tidak merindukanku?” Luhan mengomel dan menggenggam tangan kanan Soorim.
“Untuk apa aku merindukanmu? Tidak penting!!” Soorim menjulurkan lidahnya.
“Aish.. benar-benar!” Luhan bersiap menjitak namun Chanyeol segera menyalip diantara ia dan Soorim.
“Tidak boleh hyung.. “ Chanyeol menasehati.
“Aish.. kau memihak dia!!” Omel Luhan.
“Ya! Kalian pikir aku pembantu apa!! Menyeret koper berat milik Soorim!!” Teriak Kai dibelakang. Namun yang lain malah membiarkan Kai mengomel. Tampaknya itu sudah menjadi kegiatan rutin mereka.
****
“Kamsa oppa!!” Seru Soorim.
“Nde.. sampaikan salamku pada Taemin ara?” Lay mengusap kepala yeoja yang disayanginya itu. Soorim mengangguk senang.
“Arasseo! Annyeong oppa!!” Soorim melambai kearah mobil Lay yang berjalan pergi. Ia pun berbalik dan masuk kedalam apartemen tempat Lee Taemin berada. Teman masa kecilnya.
Gadis itu berdiri didepan pintu apartemen Taemin sekarang. Teringat kembali alasan kenapa ia pulang kekorea.
Flashback 2 hari yang lalu..
Milan, Itali
Kring.. kring..
“Halo?” Soorim mengangkat telpon dengan wajah yang begitu lelah. Bayangkan ia harus mengurus fashion shownya yang akan diadakan besok.
“Ya! Han Soorim!!” Teriak seorang wanita diujung sana.
“Eo..eomma?” Tanya Soorim ragu.
“Nde! Aku eommamu! Aigoo.. bagaimana mungkin kau bisa lupa dengan suara eommamu sendiri?” Omel Eommanya, Cho Sora.
“Mianhe.. waeyo eomma?” Tanya Soorim.
“Ini sudah 4 tahun! Kenapa kau tidak pulang? Cukup sudah kau bermain di Eropa sana! Cepatlah menikah!” Omel eommanya, membuat Soorim kaget.
‘Bukankah eomma itu pelupa? Siapa yang sudah mengingatkannya? Pasti Kyuhyun oppa!!’ Batinnya yakin.
“Ta-tapi eomma, aku ada fashion show besok..” Terang Soorim.
“Araseo! Tapi sesudah fashion show itu kau harus pulang! Kau sudah dijodohkan dengan Lee Taemin..”
“Mwo!! Andwae!!” Tolak Soorim saat mendengar nama Taemin disebut.
“Waegurae!? Bukankah kalian berteman?” Tanya eommanya.
“Ne.. kami berteman, tapi dia itukan..”
“Tidak ada tapi-tapian… Kau akan menikah dengan Lee Taemin.. Jika kau menolak eomma akan menutup semua aksesmu.”
“MWO??” Teriak Soorim.
“Yaya!! Dan sesampainya kau dikorea, kau harus tinggal diaparteman Taemin..”
“Eomma!! Bagaimana mungkin menjebloskan anaknya dikandang singa?” Protes Soorim.
“Aigooo.. eomma dan appa hanya ingin cepat menimang cucu sudah eomma masih harus spa annyeong uri aegi!”
Tut..tut..tut..
End of flashback.
Soorim menghela napas. Ia pun menekan tombol password milik Taemin. Ia terkejut saat sadar ternyata password itu masih sama,  ulang tahunnya. Pintu terbuka, terasa sepi. Tampaknya Taemin belum pulang.
“Annyeong..” Sapa Soorim pelan. Ia berjalan masuk, membuka sepatunya dan mengganti dengan sandal rumah. Ia menatap seluruh isi apartemen Taemin, masih sama seperti dulu.
“Ckck.. dasar pria yang setia..” Ucapnya santai. Ia pun berjalan menuju kamar utama milik Taemin. Aroma milik Taemin menguar begitu gadis itu menginjakkan kakinya didalam. Rapi, itulah kesan yang ditangkapnya. Gadis itu mendengus sebal melihat pria yang tidak pernah ia temui selama empat tahun itu tidak berubah kelakuannya.
“Aigoo.. lelahnya~~” Ucap gadis itu lalu berbaring dengan nyaman diatas kasur empuk milik Taemin. Tak lama kemudian ia sudah masuk kedalam alam bawah sadarnya. Namun sebelum ia benar-benar terlelap sebuah kalimat tidak asing melintas dikepalanya.
“Bagaimana jika nanti semuanya berubah Soorim-ah? Apakah kau akan sesantai ini?”
****
Pukul 10 malam..
Taemin baru saja pulang setelah tadi mengantar seseorang terlebih dahulu. Ia menatap sebuah sepatu boot di tempat rak sepatu. Ia menatapnya bingung.
‘Siapa yang bertamu malam-malam begini?’ Batinnys.
Kemudian ia terkejut saat melihat sebuah koper hitam besar yang tergeletak begitu saja di ruang tengah. Seketika sebuah nama melintas dikepalanya, namun segera ditepisnya dengan cepat. Ia pun memutuskan masuk kedalam kamarnya.
Ctik.. Lampu menyala. Terkejutnya pria bertubuh kurus itu saat melihat seorang gadis berkulit coklat tengah tertidur dengan nyenyaknya dikasur miliknya. Ia menatap gadis itu lama. Bukan, bukan karena tidak mengenal gadis itu tapi malah kearah kaget dan tidak percaya.
“Han Soorim…” Ucapnya kaku. Tepat sesudah ia berbicara, gadis yang ia panggil Han Soorim itu terbangun, menggeliat kecil. Bangun dan langsung menatapnya intens. Sebuah senyuman tertarik diwajah polosnya yang jarang dipoles makeup itu.
“Annyeong oppa!” Sapa gadis itu santai.
“Kau.. bagaimana kau kembali?” Tanya Taemin masi tidak percaya.
“Oh? Aku dipaksa eomma pulang, aigoo benar-benar kan?” Gadis itu menggeleng lalu berjalan melewati Taemin dengan santai. Taemin berbalik dan mengikuti langkah gadis itu tanpa sadar.
“Oppa, mau teh?” Gadis itu membuka lemari dapur Taemin, seakan begitu hapal dengan seluk beluk apartemen itu. Taemin tidak menjawab, masih asyik menatap punggung gadis itu.
“Oppa?? Ayolah aku tahu aku ini cantik tapi jangan begitu terpesona denganku..” Goda Soorim yang membuat Taemin tersadar dan menjitak kepala gadis itu.
“Jangan besar kepala kau! Aku hanya heran, kemana kulit putih dan rambut cepak mu?” Tanya Taemin menutupi kegugupannya.
‘Aneh, debaran tidak jelas ini kembali muncul..’ batinnya gelisah.
“Aish.. kau sama saja dengan ketiga namja menyebalkan itu..” Gerutu Soorim mengaduk tehnya sebal.
“Ketiga namja? Nugu?” Tanya Taemin memiringkan kepalanya.
“Kai, Luhan dan Chanyeol.. mereka menjemputku tadi siang.. oh dengan Lay oppa tentunya..” Taemin mendengus sebal mendengar nama Lay disebut.
“Kenapa kau tidak menelponku?” Tanya Taemin dengan nada sedikit cemburu didalamnya.
“Well, eomma yang menyuruh mereka menjemputku, malah tadi mau menyuruh Tao ikut agar aku tidak bisa kabur..” Soorim mengangkat bahunya acuh tak acuh. Taemin diam.
“Lalu, kenapa kau datang kesini? Kaukan punya rumah?” Tanya Taemin. Seakan tersadar gadis itu menepuk jidatnya pelan.
“Oh iya! Oppa!!! Kita akan dijodohkan!! Ottohke? Ayo kita batalkan! Kaukan sudah jatuh cinta dengan seorang yeoja?” Tawar Soorim.
“Jinjjayo? Tapi aku belum diberitahu kedua orang tuaku? Tapi memang besok aku ada janji makan malam disana…” Taemin terkejut mendengar ucapan Soorim. Otaknya kemudian memikirkan gadis yang disukainya sekarang, gadis yang baru beberapa menit yang lalu ia temui. Soorim melambaikan tangannya didepan wajah Taemin.
“Ya! Oppaa!! Jangan lamunkan dulu! Kita harus buat strategi!!” Ajak Soorim.
“Apa? Aku sudah mengantuk ini.. lebih baik besok kita bicarakan..” Tawar Taemin. Disusul dengan anggukan setuju Soorim.
“Araseo.. ya sudah ayo tidur!!” Gadi itu meloncat turun dari kursi dan berjalan kekamar Taemin, namun belum sampai ke kasur lengannya sudah ditarik Taemin.
“Pulang sana, kau punya rumah -___-“ Usir Taemin.
“Ya! Oppa! Eomma menyuruhku tinggal diapartemenmu tahu! Aku tidak diizinkan tinggal dimanapun!” Omel Soorim.
“Mwo? Bagaimana bisa bibi mengatakan seperti itu?!” Tanya Taemin kaget.
“Dia pikir jika kita tinggal bersama kita bisa jadi bertiga -___-“ Jawab Soorim malas dan meloncat naik ke kasur. Diselimutinya tubuh mungilnya. Taemin terdiam mencerna maksud dari perkataan Soorim. Kemudian tersadar saat melihat Soorim sudah hendak tidur.
“Ya! Jangan seenaknya naik kekasur pria!!” Omel Taemin.
“Waeee?? Kan dulu kita sering tidur bersama??” Protes Soorim membalikkan tubuhnya.
“Tapi itukan dulu! Saat kau masih bocah berumur 17 tahun!!” Omel balik Taemin.
“Yasudah anggap saja aku ini bocah berumur 17 tahun!!” Jawab Soorim.
Taemin menghela napas, lalu naik keatas kasur. Lebih tepatnya disisi Soorim. Ia menatap langit-langit kamarnya. Entah kenapa ia merasa yakin, dengan pulangnya gadis disampingnya ini, kejadian yang lebih besar akan menghampirinya dan hubungannya dengan Soorin dan Kris.

2 komentar: