Bab 2
Tetangga itu…
Jane baru sampai
ke rumah. Baru saja ia hendak masuk kekamar terdengar suara merdu milik ibunya.
“Oh Janeeeee….” Panggil ibunya.
Jane memutar
kedua bola matanya dan turun kebawah, menemui ibunya.
“Ya, ada apa
ibu?”
Ibunya
menyodorkan semangkuk sup panas kepadanya. Jane menaikkan alisnya bingung,
namun tetap menerimanya.
“Ini…”
“Antarkan ke
rumah sebelah ya..” Titah Ibunya.
“Ha? Bukannya
rumah sebelah ga ada orang? Ibu mau ngasi ke hantu?” Tanya Jane ngawur membuat
ibunya tertawa.
“Jangan
bercanda… di sebelah ada orangnya. Kemarin baru pindah…. Sudah cepat pergi
nanti supnya dingin…”
Jane berjalan
menuju ke rumah yang berada disebelah sambil menggerutu. Sekarang dia berdiri
didepan pintu rumah tersebut. Ia menghela napas lalu mengetuk pintu. Dalam hati
ia berdoa agar tidak ada siapapun disana.
Krek, pintu
terbuka membuat Jane mendengus sebal.
“Loh, kamu?”
Sapa seseorang. Jane mendongak dan melihat seorang pria muda menatapnya dengan
senyuman.
“Kau!” Teriak
Jane dengan suara tertahan.
“Woah! Kamu
mengikutiku ya?” Tanya Aqil lebih kearah menuduh.
“Jangan asal
menuduh, aku tinggal di rumah sebelah…” Jane menatap Aqil datar.
“Baiklah… lalu
apa yang kamu lakukan disini?”
“Ini…” Jane
menyodorkan semangkuk sup kepada Aqil.
“Kamu yang
membuatnya?” Tanya Aqil tak percaya.
“Bukan,
berterimakasihlah pada ibuku yang mau repot-repot membuatnya..”
“Trims…” Aqil
tersenyum yang dibalas hanya tatapan datar dari Jane.
“Ya sudah, bye…”
“Eh tunggu, aku
masih belum tahu nama kamu…”
“Untuk apa kau harus tahu namaku?” Tanya Jane
datar.
“Karena… aku
ingin menjadi temanmu..”
“Bukankah sudah
kubilang itu semua takkan terjadi..”
“Akan terjadi,
karena aku akan berusaha menjadi temanmu…”
“Terserah kau
saja..”
Gadis itu
berbalik berjalan menuju kerumahnya lagi. Percakapan dengan Aqil membuat ia
kembali tidak berselera makan lagi. Aqil menatap punggung gadis itu sambil
tersenyum kecil.
Jane sudah
sampai di rumahnya lagi. Ibunya sekarang tengah menonton tv. Jane memilih naik
keatas menuju kamarnya.
“Jane sudah bertemu
dengan anak nyonya Hanjaya?” Tanya Ibunya saat sadar anak perempuannya sudah
pulang. Jane berbalik dan turun kebawah.
“Sudah..” Jawab
Jane datar.
“Tampan kan?”
“Tidak juga..”
Ibunya
mendongak, tidak terkejut sama sekali mendengar jawaban datar milik anaknya
itu. Ia malah menatap anaknya sambil tersenyum.
“Jane tidak suka
dengannya ya?”
“Ya, begitulah
bu..” Jawab Jane.
“Tapi ibu lihat,
Aqil anaknya baik kok..”
“Tapi Jane
lihat, Dia menyebalkan bu..”
“Sebentar lagi,
pasti Jane akan suka dengannya…” Goda ibunya.
“Tidak! Mana mungkin….”
Ibunya tersenyum
lebih lebar sekarang, membuat Jane menutup mulutnya. Sekarang ia terjebak oleh
permainan wanita berumur 30-tahunan itu.
“Sudahlah.. Jane
ngantuk bu…” Jane berjalan menuju kamarnya dilantai 2. Terdengar suara tawa
milik ibunya.
“Dasar anak muda jaman sekarang..” Bantin ibunya geli.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar